Belajar dari Bumi dan Budaya, Mahasiswa Geografi Universitas Hamzanwadi Lakukan PKL Integratif

Lombok Timur – Program Studi Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi (FISE) Universitas Hamzanwadinkembali menggelar kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) Integratif 2025 yang berlangsung di sejumlah lokasi strategis di Nusa Tenggara Barat (NTB).

Kegiatan yang dirancang selama 2 hari ini untuk memperkaya wawasan mahasiswa tentang konsep geografi secara holistik, mengintegrasikan aspek budaya, geologi, lingkungan, dan pengelolaan sumber daya alam yang saat ini menjadi perhatian ilmuan dunia.

“Melalui pendekatan pembelajaran langsung di lapangan, diharapkan PKL ini berhasil memberikan pengalaman belajar yang aplikatif,” ujar Korprodi Pendidikan Geografi, Baiq Ahda Razula Apriyeni, M.Si, Ahad (16/04/2025).

Kegiatan yang diikuti oleh 12 mahasiswa ini dipandu oleh Korprodi dan para dosen berpengalaman, di antaranya Dr. Armin Subhani yang juga Wakil Dekan FISE dan Hasrul Hadi, M.Pd itu untuk belajar dari bumi dan budaya.

Untuk hari pertama akan berkunjung di Desa Sade, Sirkuit Mandalika, Bat Cave (Goa Bangkang Prabu) Kuta, dan Bukit Seger. Sementara untuk hari kedua, mahasiswa akan diajak untuk mengunjungi Pusat Informasi Geologi NTB, Balai Besar Wilayah Sungai (BWWS) Nusa Tenggara 1, dan Taman Budaya Narmada.

Menurut Baiq Ahda, kunjungan ke Desa Adat Sade, sebuah destinasi yang menjadi cerminan kekayaan budaya masyarakat Sasak yang masih terjaga kelestariannya dan banyak menarik wisatawan.

Di desa ini, mahasiswa bukan hanya mempelajari arsitektur rumah adat yang unik, tetapi mendalami nilai-nilai budaya yang masih dijunjung tinggi oleh masyarakat setempat yang penuh suasana damai.

“Interaksi dengan penduduk lokal memberikan perspektif baru tentang bagaimana tradisi dan lingkungan saling memengaruhi, menciptakan harmoni yang berkelanjutan,” tutur Baiq Ahda.

Perjalanan dilanjutkan dengan kajian geologi dan geomorfologi di Bat Cave dan Bukit Seger salah satu destiasi wisata di NTB yang menyuguhkan fenomena alam menakjubkan dan banyak diminati wisatawan mancanegara.

Mahasiswa melakukan pengamatan langsung terhadap formasi batuan dan proses erosi yang membentuk lanskap pantai tersebut. Diskusi kelompok di lapangan menjadi momen penting bagi peserta untuk menghubungkan teori yang dipelajari di kelas dengan realitas alam yang mereka saksikan.

“Tujuan kami mengajak mahasisa untuk mendapatkan pengalaman dan memperkuat pemahaman mereka tentang dinamika proses geologis dan geomorfologis yang membentuk permukaan bumi,” ujar Baiq Ahda.

Selain itu, kunjungan ke Bukit Seger melengkapi kajian geografi pariwisata yang menjadi salah satu fokus kegiatan. Di lokasi ini, mahasiswa menganalisis potensi wisata alam dan budaya, serta tantangan dalam pengelolaannya.

Menurut Baiq Ahda, pendekatan interdisipliner yang diterapkan dalam PKL supaya mahasiswa dapat melihat hubungan antara aspek geografis, ekonomi, dan sosial dalam pengembangan pariwisata berkelanjutan yang memegang peranan penting dalam perekonomian Indonesia.

Sementara itu, Wakil Dekan FISE Dr. Armin Subhani menambahkan pada hari kedua, mahasiswa akan diajak berkunjungan ke Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Nusa Tenggara 1. Ia berharap mahasiswa akan mendapatkan wawasan tentang pentingnya pengelolaan sumber daya air untuk menjaga keberlanjutan ekosistem.

Pihaknya berharap, mahasiswa akan mendapat penjelasan dari para ahli tentang tantangan dan solusi dalam pengelolaan air di wilayah yang memiliki karakteristik geografis unik seperti NTB yang memerlukan kajian mendalam untuk lebih mehamaminya.

“Pemahaman ini menjadi krusial bagi mahasiswa sebagai calon pendidik geografi yang diharapkan mampu mengedukasi masyarakat tentang pentingnya pelestarian sumber daya alam,” jelas Doses Pascasarja Universitas Hamzanwadi itu.

Rangkaian kegiatan akan ditutup dengan kunjungan ke Pusat Informasi Geologi NTB dan Taman Budaya Narmada. Di Pusat Informasi Geologi NTB, mahasiswa dapat mempelajari kebijakan pengelolaan sumber daya alam berbasis data geologis.

Sementara di Taman Budaya Narmada, mahasiswa akan mendalami upaya pelestarian warisan budaya yang menjadi bagian integral dari identitas masyarakat NTB yang memiliki keberagaman yang relatif banyak dan belum dipahami dengan baik termasuk para mahasiswa.

“Kita yakin, kedua lokasi ini memberikan perspektif yang saling melengkapi tentang bagaimana pengelolaan lingkungan dan pelestarian budaya dapat berjalan seiring untuk mendukung pembangunan berkelanjutan,” jelas Armin.

Lebih lanjut Armin menjelaskan, kegiatan PKL Integratif 2025 ini tidak hanya berhasil memperkaya pengetahuan akademik mahasiswa, tetapi menumbuhkan rasa cinta dan tanggung jawab terhadap lingkungan serta budaya lokal.

Melalui pendekatan pembelajaran yang kontekstual, mahasiswa diajak untuk memahami kompleksitas hubungan antara manusia dan lingkungannya, sekaligus mengasah kemampuan analisis mereka dalam menghadapi isu-isu geografis kontemporer.

“Keberhasilan kegiatan ini menjadi bukti komitmen Program Studi Pendidikan Geografi dalam mencetak generasi pendidik yang kompeten dan peduli terhadap keberlanjutan lingkungan dan budaya,” pungkasnya.

Exit mobile version