banner 728x250

TGB Jelaskan Makna Dibalik Rukun Terakhir Sholat Berupa Salam dalam Pengajian di Desa Buwun Sejati

banner 120x600
banner 468x60
TGB. Dr. KH. M. Zainul Majdi. MA



Lombok Barat, 20 Juli 2025 – Sholat fardhu yang terdiri dari Shubuh, Dzuhur, Ashar, Maghrib, dan Isya merupakan kewajiban umat Islam yang dilaksanakan sehari semalam. Sholat diawali dengan takbir dan diakhiri dengan salam. Namun, tahukah kita makna di balik salam sebagai penutup sholat? 

Hal ini menjadi salah satu pembahasan menarik dalam pengajian yang disampaikan oleh Tuan Guru Besar (TGB) pada Ahad (20/7/2025) di Ponpes Madinatus Shaulatiy Al Hadi, Desa Buwun Sejati, Kecamatan Narmada, Lombok Barat. 

TGB menjelaskan bahwa menurut para ulama, salam di akhir sholat bukan sekadar penanda selesainya ibadah, melainkan simbol bahwa Islam adalah agama yang mengajarkan kedamaian. “Assalamu’alaikum Warahmatullah, Assalamu’alaikum Warahmatullah —itu adalah simbol bahwa Islam mendidik kita untuk menyebarkan nilai-nilai perdamaian,” ujar TGB di hadapan jamaah. 

Beliau menegaskan, sangat tidak pantas jika seorang Muslim yang minimal lima kali sehari mengucapkan salam perdamaian, justru gemar berkonflik dalam kehidupan sehari-hari. “Sekarang saya tanya, bapak-ibu sekalian. Kalau kita sehari semalam minimal lima kali mengucapkan salam perdamaian, pantaskah kita terus berkelahi?” tanya TGB. 

“Tidak!” seru jamaah serentak. 

Oleh karena itu, TGB mengajak seluruh jamaah untuk mewujudkan ikrar perdamaian yang diucapkan setiap sholat ke dalam kehidupan nyata. “Mari kita buktikan bahwa salam kita bukan sekadar ucapan, tapi juga diimplementasikan dalam sikap dan perbuatan sehari-hari,” pesannya. 

Pengajian ini diharapkan dapat mengingatkan umat Islam akan esensi sholat yang tidak hanya sebagai ibadah ritual, tetapi juga membentuk pribadi yang cinta kedamaian dan menyebarkan kebaikan di masyarakat. 

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *