Kairo: Muhammad Zainuddin Ruslan Zain, putra asli Lombok Timur, mencatatkan prestasi internasional di universitas Islam tertua dunia, Al-Azhar Kairo, dengan meraih nilai tertinggi (Mumtaz/A+) dalam sidang tesis magisternya. Penelitian setebal 985 halaman ini mengungkap temuan bersejarah tentang transmisi hadis dari Qasim bin Ashbag, ulama hadis terkemuka asal Kordoba, Spanyol yang selama ini jarang dikaji.
Sidang berlangsung selama 3 jam di Auditorium Grand Syaikh Al-Azhar Imam Akbar Ahmad Thayyib, Nasr City, Kairo pada 16 Januari 2025. Momentum bersejarah ini disaksikan ratusan mahasiswa dan tamu kehormatan, termasuk Abdul Muta’ali, MA., M.I.P., Ph.D. selaku Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Kairo, serta Ketua Senat Mahasiswa Ushuluddin Kairo.
Kesuksesan penelitian ini diuji oleh tiga pakar hadis terkemuka Al-Azhar: Prof. Dr. Muhammad Salim Al-Sayyid Athiyyah (Guru Besar Hadis Universitas Al-Azhar Putri), Prof. Dr. Khalid Syakir Athiyyah Sulaiman (Wakil Dekan Fakultas Ulum Islamiyyah), dan Prof. Dr. Subhi Abdul Fattah Rabi’ (mantan Wakil Dekan Fakultas Studi Islam dan Arab).
Temuan Mengejutkan: Jejak Hadis Kuno di Eropa Setara dengan Arab
Dalam tesis berjudul “Hadis-Hadis Riwayat Qasim bin Ashbag Al-Andalusi dalam Kitab-Kitab Sunnah dari Musnad Abu Hurairah RA: Kompilasi, Autentikasi, Studi Sanad dan Analisis Matan”, Zainuddin berhasil membongkar fakta mencengangkan tentang perkembangan periwayatan hadis di Spanyol pada masa keemasan Islam abad ke-3 dan ke-4 Hijriah.
Riset komprehensif ini membuktikan bahwa perkembangan transmisi hadis di kawasan Eropa, khususnya Spanyol, pernah mencapai kejayaan yang sejajar dengan pusat studi hadis di wilayah Arab. Temuannya diperkuat dengan dokumentasi 1550 hadis dari mata rantai periwayatan Qasim bin Ashbag, dengan tingkat otentisitas mencapai 88% yang dapat dijadikan landasan hukum syariat Islam.
Profesor Al-Azhar: Tesis Hadis Mahasiswa Indonesia Capai Nilai Tertinggi
Dr. Subhi, penguji eksternal sekaligus pakar hadis Al-Azhar, memberikan apresiasi istimewa kepada Zainuddin yang akrab disapa Zeyn. Ia mengenang Zeyn sebagai mahasiswa berprestasi yang tekun mengikuti kajian dan memiliki kualitas bacaan terbaik hingga dipercaya menjadi muqri’ (pembaca utama) dalam majelis ilmu.
Dr. Khalid, penguji internal, menegaskan bahwa karya ilmiah ini termasuk penelitian hadis terbaik yang pernah dihasilkan. Keunggulannya terletak pada analisis mendalam dan akurasi tinggi, baik dari aspek metodologi maupun substansi. Masukan yang diberikan semata-mata untuk menyempurnakan karya monumental ini.
Perjalanan akademik Zainuddin di Al-Azhar dimulai sejak S1 di Fakultas Ushuluddin, dilanjutkan dengan program magister yang diselesaikan dalam waktu 4 tahun, dengan 2,5 tahun fokus pada penelitian tesis.
Dalam menghasilkan temuan bersejarah ini, Zainuddin mengakui harus berjuang keras mempertahankan konsistensi metodologi kajian kritis riwayat hadis. Tantangan ini berhasil dilewati berkat ketekunannya memperdalam literatur klasik dan mengasah kemampuan analisis riwayat. Pencapaian putra Lombok Timur ini menjadi tonggak penting penelitian hadis Indonesia di kancah internasional, sekaligus membuktikan kualitas sarjana Muslim Indonesia di universitas Islam tertua dunia.