Haji Firin Menangis Dengar Curhat Warga Soal Bank Rontok yang Meresahkan

Lombok Timur – Calon Wakil Gubernur NTB Nomor 1, HW Musyafirin (Haji Firin) menangis mendengar curhat seorang ibu tentang sepak terjang rentenir berkedok koperasi simpan pinjam (Bank Rontok) yang kian meresahkan.

Dalam kampanye dialogis di Kecamatan Masbagik, Sabtu 16 November 2024, Lilis, seorang ibu, bercerita tentang betapa meresahkan aktifitas bank rontok di wilayah mereka. Banyak sekali ibu-ibu rumah tangga yang terlibat hutang dengan bunga tinggi. Secara mental ibu-ibu itu seperti diteror karena petugas bank rontok setiap hari datang menagih cicilan dengan sikap.yang tidak bersahabat bahkan cenderung kasar.

“Yang lebih parah persoalan utang direntenir berpengaruh ke rumah tangga. Banyak suami isteri yang cerai, banyak juga ibu-ibu yang terpaksa ‘melarikan diri’ menjadi TKW keluar negeri meninggalkan suami dan anak – anak mereka untuk menghindar dari penagih sekaligus agar bisa membayar hutang. Banyak lagi masalah lain yang dialami karena terjerat utang di rentenir ini,” ungkap Lilis.

Karena itu ia meminta Rohmi – Firin untuk bersikap tegas kepada rentenir dan bank rontok berkedok koperasi yang beroperasi di seluruh wilayah NTB.

“Kami melihat Rohmi – Firin sangat serius menyikapi masalah ini. Karena itu jika Rohmi – Firin ditakdirkan terpilih kelak, tolong tertibkan koperasi-koperasi yang masuk hingga ke pelosok-pelosok desa itu agar tidak ada lagi masyarakat yang menjadi korban,” imbuhnya, diamini ribuan masyarakat yang hadir.

Mendengar curhat Lilis, Haji Firin nampak terenyuh. Cukup lama ia terdiam sembari mengusap air matanya dengan tisu. Dengan suara berat, Ia mengatakan setiap malam Jum’at, ia selalu menerima berbagai pengaduan masyarakat di Forum Yasinan.

“Semua hal yang diadukan hari ini, mulai masalah petani, pendidikan, kesehatan, bahkan masalah rumah tangga termasuk masalah bank rontok sejak 10 tahun lalu sudah diadukan masyarakat. Karena itu saya langsung mengambil langkah untuk mengatasi,” ungkapnya.

Ia sepakat bahwa aktifitas bank rontok sangat meresahkan, karena pagi-pagi sudah datang menagih ke rumah si peminjam. Karenanya ia berpesan kepada warga untuk menghindari meminjam ke bank rontok.

“Baik yang memberi pinjaman maupun yang menerima pinjaman sama-sama berdosa. Niatnya baik untuk modal usaha, tapi bukanya.usaha maju, justeru utang yang kian mencekik,” tegasnya.

Tetapi disatu sisi Haji Firin mengakui, masyarakat kecil khususnya, terpaksa terlibat dengan rentenir dan bank rontok karena beratnya syarat untuk mendapatkan bantuan modal dari bank resmi milik pemerintah. Sementara bank rontok dengan mudah memberi pinjaman tanpa syarat apapun.

Karena itu, ia berjanji Rohmi – Firin akan memaksimalkan peran Bank NTB Syariah dan BPR NTB untuk menyalurkan bantuan modal bagi pedagang kecil dan UMKM. Pinjaman modal dibawah 10 juta tidak perlu dikembalikan ke pemerintah, cukup dikembalikan ke.diri sendiri (penerima pinjaman) dengan cara menabung agar kedepan tidak perlu lagi bergantung ke pemerintah karena modalnya sudah berkembang.

Sementara untuk pinjaman dibawah 50 juta tidak perlu ada agunan, baik sertifikat atau dalam bentuk apapun.

“Bank NTB adalah Bank Pemerintah Daerah. Gubernur sebagai pengendalinya karena Pemprov adalah pemegang saham terbesar. Jadi ini soal keberpihakan saja, jika gubernurnya berpihak dan peduli maka sejak dulu peran Bank NTB dimaksimalkan untuk membackup tumbuh dan berkembangnya usaha masyaraka keciil,” pumgkasnya.(*)

Exit mobile version